LIPUTAN KHUSUS:
Tiga Spesies Flora dan Fauna Baru Indonesia Diperkenalkan
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
KLHK memperkenalkan tiga spesies flora dan fauna baru, yakni Hanguana sitinurbayai, Bulbophyllum wiratnoi dan Myzomela irianawidodoae.
Biodiversitas
Kamis, 24 Agustus 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Berdasarkan hasil eksplorasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lebih dari 90 spesies atau jenis flora dan fauna baru telah ditemukan di Indonesia dalam kurun waktu 2021-2023. Tiga spesies di antaranya diperkenalkan KLHK, Senin (21/8/2023) kemarin.
Spesies pertama yang diperkenalkan adalah dari kingdom plantae (tumbuhan/flora), bernama Hanguana sitinurbayai dari genus Hanguana, yang berasal dari Cagar Alam (CA) Gunung Nyiut, Kalimantan Barat. Spesies yang ditemukan pada 2022 ini dinamai berdasarkan nama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya. Penemuan spesies baru tersebut telah dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional Phytotaxa pada 31 Juli 2023 lalu.
Yang kedua, juga berasal dari tumbuhan, yaitu spesies anggrek yang diberi nama Bulbophyllum wiratnoi. Spesies ini sebetulnya telah ditemukan pada 2018 lalu, namun baru dipublikasikan di awal 2023 kemarin. Spesies baru ini ditemukan di wilayah Sorong, Papua Barat.
Jenis anggrek satu ini hidup dengan cara menempel pada batang atau ranting pohon tanpa merugikan inangnya (epifit). Anggrek ini ditemukan pada habitat yang teduh (tidak terkena sinar matahari langsung) di ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah dengan ketinggian 114 meter dpl.
B. wiratnoi memiliki bunga berwarna kuning pucat dengan spot warna merah keunguan yang rapat, lebar bunga sekitar 2 cm, dan bibir bunga memiliki banyak papila. Keunikan spesies ini yang tidak dijumpai pada spesies lain terletak pada bagian mahkota bunga (petals) yang tereduksi menjadi rambut-rambut kaku berwarna ungu dengan stalks yang lentur.
Jenis ketiga datang dari kingdom animalia, yakni Myzomela irianawidodoae, jenis burung baru yang ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Jenis baru yang ditemukan oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI pada 2018 ini, diberi nama Ibu Negara Indonesia, yaitu Iriana Widodo. Burung Myzomela irianawidodoae ini merupakan satwa endemik Pulau Rote, dalam famili Meliphagidae.
Menteri LHK Siti Nurbaya menganggap penemuan jenis-jenis baru tersebut memberikan harapan baru pada dunia konservasi. Hal ini juga merupakan salah satu indikator bahwa keanekaragaman hayati Indonesia sangat melimpah, serta menunjukkan keberhasilan upaya konservasi yang telah dilakukan.
Menteri Siti bilang, penemuan spesies baru ini merupakan langkah baru, dan juga sebagai langkah menuju peradaban baru Indonesia, yang dilandasi oleh kekayaan pengetahuan masyarakat.
"Saya harap penemuan spesies baru menjadi asa baru untuk masa depan dunia konservasi, dan untuk peradaban baru Indonesia. Kita akan lanjutkan ini dan tidak boleh berhenti,” ujar Menteri Siti dalam sambutannya saat membuka Focus Group Discussion KLHK bertajuk Spesies Baru, Asa Baru Dunia Konservasi, Senin kemarin.
Pada 2021 lalu, BRIN mencatat 88 penemuan spesies baru yang terdiri dari 75 spesies fauna dan 13 spesies flora. Di Kalimantan ada spesies katak tanduk kalimantan. Direktur Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH) BRIN, Amir Hamidy, menyebut penemuan-penemuan spesies baru ini terkait dengan kondisi geografis Indonesia yang merupakan biodiversity hotspot.
“Apabila sudah ditemukan jenis baru, kita harus mengetahui taksonomi, prospek biodiversity, fungsi fisiologi dan ekosistemnya,” lanjut Amir Hamidi.
Butuh Upaya Konservasi
Masih tentang spesies, sebelumnya BRIN memberi perhatian lebih terhadap spesies flora yang tumbuh di Tanah Papua. BRIN menekankan perlunya perlindungan flora di wilayah itu melalui upaya konservasi insitu dan eksitu, agar tidak punah.
"International Union for Conservation of Nature (IUCN) sudah mencatat ada sedikitnya 470 jenis flora terancam punah dan satu spesies dinyatakan punah, yaitu Manilkara napali van Royen," kata Krisma Lekitoo, peneliti Pusat Riset Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan BRIN, Rabu (9/8/2023) beberapa pekan lalu, dikutip dari Antara.
Menurut Krisma, sudah ada beberapa kebun raya dan arboretum di Papua. Tapi jumlahnya masih sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah flora yang harus diselamatkan melalui upaya konservasi. Papuasia sebagai salah satu kawasan tropis Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau New Guinea (Papua) memiliki keragaman flora tertinggi di Dunia.
Berdasarkan data Camara-Leret (2020), kawasan yang kerap disebut Tanah Papua itu memiliki kekayaan flora sekitar 13.634 jenis atau spesies. Kekayaan flora dengan tingkat endemisitas yang tinggi merupakan tantangan sekaligus peluang dalam mengonservasi serta pengembangan risetnya.