LIPUTAN KHUSUS:
BNPB: Potensi Karhutla Lebih Tinggi di 2023 karena El Nino
Penulis : Gilang Helindro
“Tidak semua titik panas menjadi titik api penyebab Karhutla, tetapi secara kumulatif, titik panas dengan tingkat kepercayaan akan menjadi titik api lebih banyak di tahun 2023 dibandingkan 2022,"
Karhutla
Rabu, 05 Juli 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari, mengatakan BNPB terus melakukan pemantauan perkembangan titik panas setiap hari untuk mencegah dan menindaklanjuti terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Iya menyebut, tidak semua titik panas menjadi titik api. "Tetapi secara kumulatif, titik panas dengan tingkat kepercayaan akan menjadi titik api lebih banyak di tahun 2023 dibandingkan 2022," katanya dalam diskusi disaster briefing, di Jakarta, Senin 3 Juni 2023.
Menurutnya, potensi titik api menjadi lebih tinggi karena di tahun 2023 dipengaruhi fenomena El-Nino atau musim kering, sedangkan 2022 masih dipengaruhi faktor La Nina atau musim basah. "Daerah rawan karhutla bisa dipantau secara real time, ini yang harus menjadi perhatian bagi Pemda, artinya informasi dari beragam alat pemantauan, mulai dari satelit sampai air tanah itu sudah ada, tolong ini diperhatikan dan dimanfaatkan," tegasnya.
Menurut data Pantau Gambut, berdasarkan penggabungan area KHG berdasarkan area administrasi provinsi potensi kerentanan karhutla, Provinsi Riau peringkat keempat dengan luas KHG 4.791.231,19 hektare dan luas kerentanan 402.845,57 hektare.
Provinsi Kalimantan Tengah menjadi provinsi dengan kerentanan karhutla pada area KHG tahun 2023 yang memiliki kelas kerentanan high risk terbesar se Indonesia, luas KHG 4.382.252,51 hektare dengan kerentanan 1.235.249,98 hektare.
Hal tersebut juga diperkuat dengan empat KHG berdekatan di Provinsi Kalimantan Tengah menjadi KHG dengan luas kerentanan kelas high risk terbesar di Indonesia, terutama lokasi tersebut berada pada eks-Pengembangan Lahan Gambut (PLG) Indonesia.
Bahkan, luas kerentanan kelas high risk di Provinsi Kalimantan tengah memiliki nilai lebih dari 2 kali lipat dari pada Provinsi Papua Selatan dengan luas KHG 2.492.914,37 hektare sebagai provinsi dengan luas kerentanan kelas high risk terbesar rangking kedua dengan kerentanan 547.068,89 hektare.
Kemudian disusul Kalimantan Barat dengan luas KHG 2.764.065,39 hektare dan luas kerentanan 408.566,94 hektare. Provinsi Sumatera Selatan peringkat kelima dengan luas KHG 1.946.395,71 hektare dan luas kerentanan 351.434,13 hektare.
Berdasarkan analisis Pantau Gambut, ditemukan sebanyak 3431 titik panas selama bulan Januari hingga April tahun 2023. Sebanyak 69 persen total hotspot berada pada kelas kerentanan High dan Medium.
Lokasi yang rentan karhutla adalah pada kelas kerentanan High Risk dan Medium Risk maka persentase ini menunjukkan ketepatan prediksi dengan indikatif kejadian karhutla 2023. Jumlah hotspot bulanan pada KHG dari Januari hingga April semakin meningkat sesuai dengan prediksi bulan terjadinya El Nino dimulai pada bulan April dan akan terus meningkat pada bulan-bulan selanjutnya.