LIPUTAN KHUSUS:
Perkenalkan, Spesies Baru Cecak Jarilengkung asal Pulau Obi
Penulis : Raden Ariyo Wicaksono
Secara genetik dan morfologi cecak ini mirip dengan spesies Melanesia yaitu Cyrtodactylus papuensis.
Biodiversitas
Rabu, 16 Maret 2022
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Para Peneliti Zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense Pusat Penelitian Biologi Badan Riset Nasional dan Inovasi (BRIN) berhasil mengidentifikasikan cecak jarilengkung jenis baru dari Kawasi, Pulau Obi. Penemuan cecak bernama ilmiah Cyrtodactylus papeda ini berasal dari spesimen yang ditemukan pada 2016 dan 2018 oleh Fata H. Faz dari Institut Pertanian Bogor. Artikel temuan cecak jarilengkung jenis baru ini telah terbit dalam Jurnal Herpetologica.
“Secara genetik dan morfologi cecak ini mirip dengan spesies Melanesia yaitu Cyrtodactylus papuensis. Bedanya terlihat pada ukuran tubuhnya yang lebih besar, baris sisik besar paha lebih dari satu baris, dan alur precloacal yang dalam pada jantan,” ungkap Awal Rianto, salah satu peneliti zoologi dari Museum Zoologicum Bogoriense Pusat Penelitian Biologi, BRIN, dalam pernyataan tertulis, dilansir dari BRIN, Jumat pekan lalu.
Awal menjelaskan penyematan nama ‘papeda’ merupakan bagian iktiar untuk mempromosikan atau mengenalkan keragaman kuliner nusantara ke dunia. Dalam hal ini papeda yang merupakan nama makanan tradisional dari Maluku dan Papua Barat yang terbuat dari sagu.
“Cecak ini dapat ditemukan pada vegetasi rawa bakau, pinus, dan hutan sekunder yang berasosiasi dengan semak belukar. Biasanya aktif dan ditemukan di malam hari antara 30 cm sampai 3 m di atas tanah dan sebagian besar pada batang pohon.”
Analisis molecular mengindikasikan spesimen Cyrtodactylus dari Pulau Obi masuk dalam kelompok C. marmoratus grup populasi Cyrtodactylus dari Pulau Obi memiliki kekerabatan dekat dengan sample C. papuensis dari Pulau Buru, Raja Ampat dan Selatan Papua Nuigini.
Rata-rata ukuran panjang C. papeda mencapai 60,7 mm. Bagian dorsum cecak berwarna coklat muda. Memiliki pola dengan tujuh atau delapan tanda coklat gelap melintang sempit dan tidak beraturan antara ketiak dan selangkangan. Warna garis coklat tua memanjang dari bagian postnasal melewati mata dan berlanjut ke lubang telinga bagian atas. Sisi punggung ekor bengkok, di bagian dasar memiliki pita gelap menyempit, melebar saat ekor mengecil.
“Baik dalam keadaan hidup dan diawetkan, cecak ini memiliki warna yang sama. Semua area berwarna coklat pucat dengan bagian dorsum bewarna abu-abu, krem, atau kuning kecoklatan, sedangkan supercilium dan canthus berwarna kuning keemasan,” tutup Awal.