LIPUTAN KHUSUS:
Mamalia dan Burung Indonesia, Spesies Paling Terancam di Dunia
Penulis : Sandy Indra Pratama
Kerusakan habitat sangat memungkinkan berkontribusi sangat besar terhadap keterancaman ribuan spesies di Indonesia.
Biodiversitas
Senin, 19 April 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Deforestasi di Indonesia terus terjadi. Walau lajunya cenderung turun, faktanya hingga kini masih banyak daerah yang kehilangan tutupan hutan. Angkanya pun cukup signifikan.
Berdasarkan data Yayasan Auriga Nusantara, tutupan hutan alam nasional di Indonesia mencapai 88 juta hektare. Dari angka tersebut, 80% berada di 10 provinsi kaya-hutan, seperti Papua, Papua Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Aceh, Maluku, dan Maluku Utara.
Namun angka puluhan juta hektare yang tersisa itu bukan angka yang membanggakan. Sebab, di balik hilangnya tutupan hutan ada angka-angka yang cukup mengerikan. Terutama saat berbicara soal kelestarian spesies yang hidup sebelumnya di dalam hutan Indonesia. Angka itu bernama angka terancamnya kepunahan kenanekaragaman hayati di Indonesia.
Berdasar data daftar merah IUCN 2021, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara dengan tingginya tingkat keterancaman spesies. Akibat lingkungan hidup yang tak terjaga, setidaknya, masih berdasar data, ada 1988 spesies yang kini terancam hidupnya di alam liar.
Dalam red list, Ekuador menduduki urutan pertama di dunia sebagai negara yang spesiesnya paling banyak terancam kehidupannya. Angkanya mencapai 2568 spesies. Menyusul kedua dengan Mexico, sebanyak 2078 spesies yang terancam. Diikuti Indonesia, lalu disusul Malaysia dengan 1928 spesies. Setelah itu ada Amerika Serikat (1841) dan Australia (1773).
Namun saat ditelisik lebih dalam lagi, jumlah spesies yang terancam hidupnya di Indonesia makin mengkhawatirkan. Sebab apabila dipilah per jenis, maka Mamalia di Indonesia, merupakan spesies yang paling terancam hidupnya di dunia. Jumlah mamalia yang hidupnya terancam di Indonesia, paling tinggi dibandingkan dengan semua negara di dunia.
Sama halnya dengan Mamalia, jumlah burung di Indonesia yang terancam kehidupannya jumlahnya juga yang tertinggi di dunia. Angkanya mencapai 175 spesies burung.
Apa yang kemudian menyebabkan hal itu terjadi? Supin Yohar, Direktur Hutan Yayasan Auriga Nusantara mencaoba menganalisis. Meski tak berdasarkan data pasti, namun bisa dipastikan keterancaman banyak spesies di Indonesia, baik hewan maupun tanaman diakibatkan oleh adanya tiga hal.
“Pertama, karena terjadinya kerusakan habitat yang hebat, perburuan hingga perdagangan yang tidak memperhatikan keberlangsungan, dan terakhir soal konflik dengan manusia,” ujarnya.
Kerusakan habitat, kata Supin, sangat memungkinkan berkontribusi sangat besar terhadap keterancaman. Alih fungsi lahan mengakibatkan hilangnya habitat alami. “Perkebunan sawit, hutan tanaman industri seperti akasia, serta kebakaran hutan menjadi faktor yang paling berpengaruh,” ujarnya.
Sejalan dengan pernyataan itu, kajian Lembaga Ilmu Pengetahuan yang mendalami data yang sama yakni daftar merah IUCN, menyebutkan bahwa ada banyak faktor yang kemudian mengancam kepunahan spesies. Namun, secara ranking yang paling mengancam bagi hewan tidak bertulag belakang, datang dari eksploitasi langsung (perburuan), polusi, adanya invasi spesies lain, dan perubahan iklim.
Sedangkan bagi hewan vertebrata, atau bertulang belakang, di mana mamalia dan buruh ada di kelompok ini, penyebab paling tingginya datang dari Ekploitasi langsung manusia baik terhadap hewan maupun habitatnya, perambahan untuk pertanian dan perkebunan, pemukiman, dan produksi energi.
Dari penyebab, terlihat kausa antara keanekaragaman hayati dan habitat aslinya. Bagaimana kemudian keduanya saling topang dan menguntungkan.