LIPUTAN KHUSUS:

Universitas Cenderawasih Kenalkan Cangkok Karang Metode Spider


Penulis : Muhammad Ikbal Asra, PAPUA

Metode spider memungkinkan fragmen terumbu karang ditanam lebih efisien dan terkontrol.

Kelautan

Senin, 22 Juli 2024

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Universitas Cenderawasih, Program Studi Ilmu Kelautan, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam, memperkenalkan metode transplantasi terumbu karang metode spider kepada sejumlah lembaga pegiat lingkungan di Rumah Bakau Jayapura, Papua, pada Sabtu, 20 Juli 2024. Kegiatan dihadiri perwakilan dari World Wide Fund for Nature (WWF) Program Papua, Komunitas Dive Mollo Jayapura, Rumah Bakau Jayapura, Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Saka Bahari Lantamal X, dan TNI Angkatan Laut.

Dosen Universitas Cenderawasih Dr. Yunus Paulangan, S.Kel., M.Si menyampaikan materi tentang potensi sumber daya pesisir dan laut, pengelolaan dan konservasi, serta memperagakan teknik pengambilan bibit dan penanganan bibit terumbu karang dengan metode spider. “Metode spider adalah salah satu metode transplantansi karang yang cukup baru dan saat ini lagi dikembangkan. Kami memperkenalkan metode ini di (wilayah) Papua pada tahun 2020. Metode ini disebut rangka spider karena memang bentuknya seperti jaring laba-laba,” katanya.

Proses transplantansi terumbu karang metode spider, kata Yunus, dimulai dengan pengambilan koloni karang lalu dilekatkan kepada media (spider). “Koloni karang ujungnya dipotong lalu diikat pada media spider tadi menggunakan tali klem,” jelasnya.

Dia melanjutkan, transplantansi menggunakan metode spider memungkinkan penanaman fragmen terumbu karang secara lebih efisien dan terkontrol. Metode ini juga memungkinkan penempatan fragmen terumbu karang dalam pola atau struktur tertentu yang dapat meningkatkan peluang karang untuk bertahan hidup dan berkembang di lokasi baru. “Medianya dilapisi lem dan pasir pantai. Tujuannya untuk memanipulasi substract karang dan mengurangi korosi,” ungkapnya.

Media cangkok terumbu karang metode Spider.

Ada dua cara untuk menilai keberhasilan transplantansi terumbu karang menggunakan metode spider. Pertama melihat pertumbuhan panjang terumbu karang dan yang kedua melihat kehadiran ikan-ikan di sekitar karang. “Jumlah keberadaan ikan di lokasi transplantasi dalam radius 3 atau 5 meter dihitung dengan metode underwater visual census,” imbuhnya.

Menurut Yunus, tujuan rehabilitasi dan transplantasi terumbu karang adalah untuk melestarikan dan memulihkan ekosistem terumbu karang yang rusak atau terancam. "Melakukan transplantasi karang di lokasi sasaran, melakukan perawatan dan monev hasil transplantasi karang, membuat spot diving baru untuk menarik wisatawan ke lokasi transplantasi, melakukan edukasi kepada masyarakat dan stakeholder lainnya tentang pentingnya ekosistem terumbu karang, dan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap ekosistem terumbu karang," ujar Yunus panjang lebar.

Yunus Paulangan mengingatkan, masyarakat harus lebih peduli terhadap ekosistem terumbu karang dengan tidak membuang sampah ke laut, sebab sampah menjadi ancaman besar terhadap kelestarian terumbu karang. Ia juga meminta masyarakat tidak menangkap ikan dengan menggunakan potas atau akar tuba. Juga, "Jangan menggunakan bahan peledak dan jangan menggunduli hutan karena dapat menyebabkan sedimentasi di laut," ungkapnya.

Bahan cangkok karang metode Spider: lem, pasir pantai, dan rangka besi (Foto: Muhammad Ikbal Asra)

Perairan Papua, kata Yunus, memiliki terumbu karang yang baik. Ironisnya, potensinya yang belum banyak dimanfaatkan justru rusak akibat pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan, seperti penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak, racun (akar tuba) serta akibat kegiatan wisata yang tidak ramah lingkungan yang merusak karang. Akhirnya ini akan berdampak pada pendapatan masyarakat yang memanfaatkan sumber daya karang.

Dia menilai, selain upaya perlindungan dan rehabilitasi ekosistem yang telah rusak agar tetap lestari dan berkelanjutan, masyarakat perlu diberi pengetahuan dan keterampilan agar dapat memanfaatkan sumber daya dengan bijak. Pemahaman terhadap ekosistem terumbu karang sangat penting agar tujuan pengelolaan berkelanjutan dapat tercapai, yakni peningkatan kualitas kesehatan ekosistem dan peningkatan pendapatan masyarakat. 

Transplantasi karang bertujuan untuk mempercepat regenerasi dari terumbu karang yang telah rusak. Teknologi metode transplantasi karang cukup sederhana, ujarnya, namun perlu pengetahuan dan keterampilan yang baik sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal. Transplantasi karang merupakan salah satu metode perbaikan ekosistem dengan memperbanyak koloni yang memanfaatkan sistem reproduksi aseksual karang secara fragmentasi dan merupakan metode rehabilitasi yang paling efektif sampai saat ini. Metode lainnya adalah dengan menumbuhkan larva karang. "Fragmen karang memiliki kelebihan dibandingkan menumbuhkan larva karang karena memungkinkan memiliki pertumbuhan dan kelangsungan hidup yang lebih tinggi dan memiliki kemampuan bertahan hidup yang lebih tinggi pada substrat yang beragam," ujar Yunus.