Extinction Rebellion Ubah Aksi Penyerangan
Penulis : Aryo Bhawono
Perubahan Iklim
Selasa, 10 Januari 2023
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Kelompok aktivis iklim Extinction Rebellion (XT) mengubah taktik dari aksi penyerangan seperti menghancurkan jendela dan menempelkan diri ke tempat umum. Pada 2023 ini, mereka memprioritaskan menjalin relasi daripada menggelar aksi penghadangan.
Resolusi tahun baru bertajuk ‘Kami Berhenti’ menyebutkan kelompok ini melakukan pengembangan taktik dengan pertimbangan pendekatan yang penting.
Dikutip dari Guardian, mereka mengakui perubahan ini akan menuai kontroversi. Kelompok protes lingkungan lainnya, seperti Just Stop Oil, telah meningkatkan aksi langsung, terutama melemparkan cat ke karya seni.
Pemerintah menerapkan pembatasan hukum setelah protes iklim melakukan aksi menutup jalan raya dan infrastruktur lainnya. Undang-Undang Polisi, Kejahatan, Hukuman dan Pengadilan pada tahun 2022 memberikan kekuatan yang lebih besar kepada polisi untuk membatasi protes. RUU ketertiban umum yang baru akan memperkenalkan pelanggaran karantina dan gangguan terhadap infrastruktur utama nasional, keduanya diancam dengan pidana penjara.
Kelompok XR sendiri memperkenalkan diri pada 2018 dan dikenal karena aksi pembangkangan sipil, mulai dari menanam pohon di Parliament Square Inggris hingga menempelkan diri mereka ke gerbang Istana Buckingham. Mereka memecahkan jendela kantor pusat bank dan di penerbitan di Inggris , yakni Sun dan Times. Tetapi aksi ini, menutu jajak pendapat YouGov, lebih banyak orang membenci kelompok ini.
“Di saat berbicara dan mengambil tindakan dikriminalisasi, membangun kekuatan kolektif, memperkuat jumlah dan berkembang melalui pembangunan jembatan adalah tindakan radikal,” kata kelompok itu.
Kini XR berkomitmen untuk melibatkan semua orang dalam pekerjaan ini dan tidak meninggalkan siapapun, karena setiap orang memiliki peran. Tahun ini, mereka memprioritaskan kehadiran daripada penangkapan dan menjalin relasi daripada menghadang jalan,
“Karena kami berdiri bersama dan menjadi tidak mungkin untuk diabaikan,” lanjut kelompok itu.
Sementara itu, peringatan tentang pemanasan global terus berlanjut Kantor Meteorologi Inggris menyebutkan 2022 adalah rekor terpanas di negeri itu. Dan pada 10 tahun terhangat dalam rekor semuanya terjadi sejak 2003.
Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, telah memperingatkan bahwa dunia menuju tingkat pemanasan global yang menghancurkan ekonomi.
XR menyerukan 100.000 orang untuk mengepung Gedung Parlemen pada 21 April 2022 lalu.
Mereka menyatakan yang paling dibutuhkan sekarang adalah menghentikan penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakseimbangan untuk mewujudkan transisi ke masyarakat yang adil, bekerja sama untuk mengakhiri era bahan bakar fosil.
“Politisi kita, yang kecanduan keserakahan dan menggelembungkan keuntungan, tidak akan melakukannya tanpa tekanan,” tulis mereka.
Pemerintah telah mengatakan selama beberapa tahun terakhir, taktik gerilya yang digunakan oleh pengunjuk rasa telah menyebabkan dampak pada mayoritas pekerja dan membahayakan nyawa" .
XR juga menyerukan kolaborasi yang lebih besar antara berbagai kelompok protes sambil mengakui ini kemungkinan sulit dilaksanakan.
“Kondisi untuk perubahan di Inggris tidak pernah lebih menguntungkan – inilah waktunya untuk memanfaatkan momen ini. Pertemuan berbagai krisis memberi kita kesempatan unik untuk memobilisasi dan bergerak melampaui perbedaan tradisional,” tulis mereka.
Mereka menyebutkan tidak ada yang bisa melakukan ini sendirian, dan aksi ini adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya satu kelompok. Karena hak kita dicabut, tulis mereka, dan mereka yang berbicara dan paling berisiko dibungkam, kita harus menemukan titik temu dan bersatu untuk bertahan hidup.
SHARE