Menyoal Kongo, Bandar Pertambangan Coltan Terbesar di Dunia
Penulis : Sandy Indra Pratama
Tambang
Senin, 15 Maret 2021
Editor : Sandy Indra Pratama
BETAHITA.ID - Kongo merupakan satu negara di Afrika yang kaya akan tambang. Selain emas, Kongo juga kaya akan cadangan columbite tantalites (coltan).
Apa itu Coltan? Coltan merupakan mineral berbentuk bijih logam hitam kusam. Selanjutnya, ekstraksi dari coltan tersebut menjadi unsur niobium dan tantalum.
Meskipun jarang terdengar, tantalum yang merupakan ekstraksi coltan adalah bahan baku telepon genggam, komputer, elektronik, otomotif, kamera, dan lainnya.
Melansir dari Statista.com, Senin (15/3), Kongo merupakan penghasil terbesar tantalum, sebesar 670 metrik ton pada 2020 lalu. Disusul oleh Brasil 370 metrik ton, Rwanda 270 metrik ton, Nigeria 160 metrik ton, dan China 70 metrik ton.
Sementara itu, BBC mencatat 80 persen cadangan coltan dunia berada di Kongo. Namun, penambangan coltan di Kongo sendiri masih menimbulkan polemik lantaran melibatkan pekerja di bawah umur.
Mengutip CNN, pada 2018 lalu, investigasi CNN menemukan bahwa pekerja anak-anak masih marak di Kongo. Banyak perusahaan termasuk Tesla mengatakan pada CNN bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya melacak rantai pasoknya, karena kompleks dari sumber logam mulia.
Sementara itu, Dailymail menuturkan para penambang harus membawa hasil hasil coltan yang telah dipisahkan dari tanah menggunakan karung beras berlapis plastik. Mereka berjalan kaki atau naik motor menyusuri jalan tanah tandus yang runtuh dan rusak menuju pusat penimbangan.
Setelah hasil tangkapan mereka ditimbang dan diklasifikasikan, para penambang cuma dibayar US$5 sehari. Angka itu sangat kecil untuk sebuah pekerjaan luar biasa menggali mineral berharga yang memberi daya pada telepon genggam seharga US$500.
Dailymail mencatat kurang lebih 1.400 tenaga kerja di Luwow, Kongo bekerja mencari coltan. Apple dan Samsung Electronics mengakui bahwa mereka menggunakan coltan yang ditambang di Kongo. Sedangkan, Apple mengatakan akan terus melakukannya.
"Apple tetap berkomitmen untuk mendorong pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang untuk mendapatkan mineral bebas konflik dari Republik Demokratik Kongo (DRC) dan negara-negara sekitarnya," ujar Apple kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat pada Februari 2015 lalu seperti dikutip dari Dailymail.
SHARE