"Gajah yang berhasil dipasangi GPS Collar tersebut kemudian diberi nama Nadya mengingat GPS Collar itu merupakan sumbangan dari Nadya Hutagalung, seorang model dan presenter yang peduli konservasi," kata Andi.
Pemasangan GPS Collar kedua dilakukan pada kelompok gajah yang ditemukan oleh tim gabungan di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Gajah ini juga berjenis kelamin betina.
"Gajah yang diperkirakan berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari dua ton ini ditemukan setelah tim gabungan melakukan pencarian seharian pada Rabu, 9 September," katanya.
Terakhir, tim BKSDA dan FKL memasang GPS Collar pada satu di antara anggota kawanan gajah liar, juga berjenis kelamin betina, dengan bobot 3,6 ton, pada Jumat 11 September. Kawanan gajah ini juga ditemukan di kawasan HGU PT Atakana Company.
"HGU perusahaan yang telah ditumbuhi semak belukar memang membuat gajah menyukai tempat seperti ini. Kotoran gajah terlihat berserakan di beberapa lokasi, bahkan ada yang berada di jalanan," kata Edi Syahputra, tim supervisor proteksi gajah FKL.
Di hari keempat, Edi menerangkan, tim gabungan menemukan kawanan gajah itu sedang beristirahat. Setelah dilumpuhkan dengan bius, gajah betina tersebut dipasangi GPS Collar.
"Gajah dipasangi GPS Collar tersebut diperkirakan baru melahirkan. Ini terlihat dari susu yang penuh. Setelah alat dipasang, gajah betina itu dilepaskan kembali," kata Edi.
Nadya Hutagalung dalam sebuah unggalah di akun Instagramnya, mengajak rekan-rekannya untuk membantu pendanaan pusat rehabilitasi gajah, yang selama ini mendapat dana dari kedatangan wisatawan. Namun selama pandemi Covid-19, tidak ada wisatawan berkunjung sehingga pemasukan berkurang.
TEMPO.CO | TERAS.ID