Niclosamide, Obat Korea Efektif Lawan Virus Corona pada Musang
Penulis : Betahita.id
Biodiversitas
Jumat, 12 Juni 2020
Editor :
BETAHITA.ID - Perusahaan farmasi asal Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical, mengumumkan obat anti-parasit, niclosamide, efektif membersihkan paru-paru dari SARS-CoV-2, jenis virus corona penyebab Covid-19. Hasil ini didapat dari uji pada hewan musang selama tiga bulan.
Tak hanya menyembuhkan penyakit akibat infeksi virus itu, obat yang diuji juga disebut mencegah peradangan pada paru-paru. "Kami berencana melengkapinya dengan uji coba klinis ke manusia dan mendapatkan izin untuk obat Covid-19 pada akhir tahun ini," kata Direkur Eksekutif Daewoong Pharma, Jeon Seng-ho.
Perusahaan itu berencana mengadakan uji coba klinis atau tes obat terhadap manusia pada Juli 2020. Hasil uji dan rencana ke depannya itu langsung melambungkan nilai saham Daewoong Pharma sebesar 48,2 persen pada pekan lalu. Saham perusahaan itu juga masih naik pada Selasa ini, 9 Juni 2020.
Sebelumnya, sebuah studi yang dipublikasikan European Heart Journal melaporkan kalau obat yang banyak digunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dapat membantu melindungi pasien gejala parah Covid-19. Penelitian ini menyatakan memeriksa 2.900 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Huo Shen Shan di Wuhan, Cina, sepanjang Februari hingga Maret lalu.
Pasien dengan tekanan darah tinggi memiliki risiko kematian dua kali lipat dan lebih mungkin membutuhkan ventilasi mekanik untuk membantu mereka bernapas. Tapi, para peneliti menemukan bahwa pasien yang mengkonsumsi segala jenis obat darah tinggi untuk mengendalikan tekanan darahnya, secara signifikan memiliki risiko kematian yang lebih rendah.
Dengan mengumpulkan data dari studi sebelumnya, tim peneliti menemukan obat tekanan darah tinggi jenis ACE inhibitor dan ARB lebih mungkin terkait dengan penurunan risiko kematian Covid-19. Temuan ini bertolak belakang dari beberapa studi sebelumnya yang menyatakan obat-obatan itu dapat meningkatkan kerentanan terhadap Covid-19.
“Kami cukup terkejut bahwa hasil ini tidak mendukung hipotesis awal dan pada kenyataannya hasilnya berada di arah yang berlawanan," kata salah satu peneliti Fei Li dari Rumah Sakit Xijing di Xi'an, Cina.
SHARE