Danau Toba Tercemar Parah, Hanya 5 Persen Air Mengandung Oksigen
Penulis : Redaksi Betahita
Konservasi
Senin, 14 Januari 2019
Editor : Redaksi Betahita
Betahita.id – Kerusakan lingkungan Danau Toba dinilai sudah parah sehingga diperlukan upaya khusus untuk melakukan pembenahan. Kerusakan Danau Toba dibahas dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Danau Toba, Sabtu 12 Januari 2019.
Baca juga: Semua Kali di Jakarta Tercemar
Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah mengingatkan agar seluruh pihak membantu ikut memperbaiki Danau Toba karena kondisinya tak sehat.
“Hanya sekitar 5% air Danau Toba yang mengandung oksigen. Selebihnya sampai dasar danau tak ada oksigen, itu tidak sehat”, ujar Musa.
Berdasarkan audit Bank Dunia, katanya, kualitas air Danau Toba sangat rendah dengan minimnya kandungan oksigen.
Adapun, menurunnya kadar kandungan oksigen diakibatkan pembuangan limbah ke Danau Toba.
Beberapa kegiatan yang menyumbang dampak negatif terhadap salah satu destinasi pariwisata itu adalah peternakan babi yang membuang limbahnya ke danau.
Begitu juga dengan keramba jaring apung, limbah rumah tangga dan hotel di sekitar danau.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan juga mengimbau masyarakat agar sadar dengan pentingnya Danau Toba.
Dengan demikian, masyarakat memiliki kepedulian untuk melestarikan lingkungan di Danau Toba.
“Jangan hanya kita, orang-orang dari luar Sumatra Utara yang peduli akan pelestarian dan perkembangan Danau Toba tetapi masyarakat daerah sendiri tidak”, katanya.
Danau Toba sendiri ditargetkan menjadi satu di antara 10 destinasi wisata yang disebut sebagai ‘Bali baru’ untuk menarik turis asing.
Danau Toba pun satu dari tiga destinasi wisata yang mendapat pinjaman sebesar US$300 juta dari Bank Dunia pada 2018 yang secara total, sebenarnya proyek membutuhkan dana US$772,9 juta.
Proyek pembenahan di tiga destinasi wisata ini akan menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur dasar seperti pembangunan jalan, pemipaan air, pengaturan limbah dan sanitasi. Selain itu, pelatihan sumber daya manusia (SDM) menjadi salah satu sasaran dalam proyek ini.
Selain Danau Toba, pinjaman ini dikucurkan untuk pengembangan pariwisata di Lombok, Nusa Tenggara Barat dan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan.
Melalui suntikan dana ini, diharapkan ketiga lokasi wisata tersebut mendatangkan wisatawan 27,3 juta orang pada 2041 pertahun dari sekitar 15,3 juta pengunjung di tahun 2015. Kemudian, dari sisi belanja turis tahunan diharapkan bisa naik menjadi US$3,3 miliar pada 2041 dari US$1,2 miliar pada 2015, serta naiknya investasi swasta menjadi US$421 juta.
SHARE