Seperempat Satwa Air Tawar dalam Buku Merah Terancam Punah

Penulis : aryo bhawono

Satwa

Senin, 13 Januari 2025

Editor : Yosep Suprayogi

BETAHITA.ID -  Laporan berjudul “​​One-quarter of Freshwater Fauna Threatened With Extinction” yang diunggah di Nature menyebutkan setidaknya 4.294 spesies dari 23.496 hewan air tawar dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) berada pada risiko tinggi kepunahan. Satwa itu meliputi ikan air tawar, capung, kepiting, hingga udang yang tinggal di air tawar. 

Kepiting, udang karang, dan udang berada pada risiko tertinggi kepunahan dari kelompok yang diteliti, dengan 30 persen terancam, diikuti oleh 26 persen dari ikan air tawar.

Penilaian fauna air tawar global ini adalah hasil dari lebih dari 20 tahun kerja oleh lebih dari 1.000 ahli dari seluruh dunia.

Jumlah spesies yang terancam terbesar ditemukan di Danau Victoria, Danau Titicaca, Zona Basah Sri Lanka, dan Ghats Barat di India. Area-area ini merupakan rumah bagi beberapa keanekaragaman hayati air tawar tertinggi di dunia, termasuk spesies endemik. 

Ikan buta gua meksiko (Astyanax salvatoris) yang berstatus critically endangered menurut daftar merak IUCN. Foto: Topiltzin Contreras MacBeath/ IUCN

Sistem air bawah tanah di seluruh dunia telah ditemukan mengandung lebih banyak spesies terancam daripada yang diharapkan. Misalnya, Amerika Utara adalah rumah bagi sejumlah besar udang kara yang terancam, seperti udang kara penggali daisy (Fallicambarus jeanae) di Arkansas, yang termasuk dalam kategori Rentan (Vulnerable) di Daftar Merah IUCN. 

Danau, oasis, dan mata air adalah hotspot kepunahan. Tercatat, pada tahun 2020, lima belas spesies ikan dari Danau Lanao di Filipina dinyatakan Punah (Extinct) dalam Daftar Merah IUCN.

Polusi, terutama dari pertanian dan kehutanan, berdampak pada lebih dari setengah dari semua hewan air tawar yang terancam punah. Ekosistem air tawar semakin terdegradasi oleh konversi lahan untuk penggunaan pertanian, ekstraksi air, dan pembangunan bendungan. Peralihan lahan ini juga menghalangi jalur migrasi ikan. 

Selain itu penangkapan ikan berlebihan dan pengenalan spesies asing invasif telah berperan besar dalam menyebabkan kepunahan. Misalnya saja ikan mas Squalius palaciosi, yang terakhir terlihat pada tahun 1999, dinyatakan bertatus Punah tahun ini karena kehilangan habitat akibat pembangunan bendungan dan pintu air serta introduksi spesies asing invasif di Spanyol selatan.

Para penyusun jurnal itu menemukan meskipun hewan air tawar yang terancam punah cenderung hidup di daerah yang sama dengan amfibi, burung, mamalia, dan reptil yang terancam punah, mereka menghadapi ancaman yang berbeda. Makanya tindakan konservasi harus ditujukan kepada spesies-spesies ini.

Ketua Asia Selatan dari IUCN SSC Freshwater Fish Specialist Group sekaligus salah satu penulis, Dr Rajeev Raghavan, menyebutkan konservasi harimau dan gajah di Ghats Barat  tidak akan membantu ikan mahseer punggung bungkuk (Tor remadevii). Ikan itu terancam karena di habitatnya dibangun proyek rekayasa sungai dan penambangan pasir serta batu, perburuan liar, dan spesies asing invasif.

“Perlindungan aktif terhadap sungai dan anak sungai tempat tinggal mahseer punggung-bengkok sangat penting untuk kelangsungannya, selain regulasi penangkapan ikan dan pelarangan pengenalan spesies asing invasif lebih lanjut,” kata dia seperti dikutip dari IUCN.

Studi yang dilakukan para penulis juga mengungkap daerah dengan kondisi stres air tinggi (konsumsi air tinggi dan pasokan rendah) dan daerah kelebihan nutrisi dalam air (eutrofikasi) tidak memiliki jumlah spesies terancam yang lebih tinggi dengan kondisi sebaliknya. 

Dr Topiltzin Contreras MacBeath, Co-Chair Komite Konservasi Air Tawar IUCN SSC, menyebutkan hal ini menunjukkan bahwa stres air dan eutrofikasi bukan indikator yang baik untuk menemukan spesies yang terancam dan tidak boleh digunakan untuk memandu konservasi. Sebaliknya, strategi konservasi harus memasukkan data spesies air tawar, perencanaan, dan pengelolaan penggunaan air. Tiga hal ini untuk memastikan praktik konservasi mendukung ekosistem air tawar yang sehat.

"Peningkatan investasi dalam pengukuran dan pemantauan spesies air tawar diperlukan untuk memastikan tindakan konservasi dan perencanaan penggunaan air didasarkan pada informasi terbaru," kata dia.

SHARE